A. Defenisi:
Hernia, atau yang lebih dikenal
dengan turun berok, adalah penyakit akibat turunnya buah zakar seiring melemahnya
lapisan otot dinding
perut. Penderita
hernia, memang kebanyakan laki-laki, terutama anak-anak. Kebanyakan
penderitanya akan merasakan nyeri, jika terjadi infeksi di dalamnya, misalnya,
jika anak-anak penderitanya terlalu aktif.
Berasal dari bahasa
Latin, herniae, yaitu menonjolnya isi suatu rongga melalui jaringan ikat
tipis yang lemah pada dinding rongga. Dinding rongga yang lemah itu membentuk
suatu kantong dengan pintu berupa cincin. Gangguan ini sering terjadi di daerah
perut dengan isi yang keluar berupa bagian dari usus.
Hernia yang terjadi pada
anak-anak, lebih disebabkan karena kurang sempurnanya procesus vaginalis untuk
menutup seiring dengan turunnya testis atau buah zakar. Sementara pada orang dewasa, karena
adanya tekanan yang tinggi dalam rongga perut dan karena faktor usia yang
menyebabkan lemahnya otot dinding perut.
Penyakit hernia banyak
diderita oleh orang yang tinggal didaerah perkotaan yang notabene yang penuh
dengan aktivitas maupun kesibukan
dimana aktivitas tersebut membutuhkan stamina yang tinggi. Jika stamina
kurang bagus dan terus dipaksakan maka, penyakit hernia akan segera
menghinggapinya.
Berdasarkan terjadinya, hernia
dibagi atas :
·
hernia
bawaan (kongenital)
·
hernia
yang didapat (akuisita)
Berdasarkan letaknya, hernia
dibagi menjadi
·
hernia
diafragma
yaitu menonjolnya organ perut kedalam rongga dada melalui lubang pada diafragma
(sekat yang membatasi rongga dada dan rongga perut).
·
inguinal
·
umbilical
yaitu benjolan yang masuk melalui cincin umbilikus (pusar)
·
femoral
yaitu benjolan di lipat paha melalui anulus femoralis.
Sedangkan menurut sifatnya,
ada hernia
·
reponibel ;
bila isi hernia dapat keluar masuk.
·
hernia
irreponibel ; bila isi kantung hernia tidak dapat dikembalikan ke dalam
rongga
·
strangulata :
bila terdapat keluhan nyeri, biasanya karena terjepitnya pembuluh darah
·
incarserata :
terdapat tanda obstruktif, sperti tidak bisa buang air besar, tidak bisa buang
angin dan terdapat nyeri
·
hernia
akreta ; jika tidak ada keluhan rasa nyeri ataupun tanda sumbatan usus
akibat perlekatan tersebut
- Adalah suatu benjolan/penonjolan isi
perut dari rongga normal melalui lubang kongenital atau didapat(1).
- Adalah penonjolan usus
melalui lubang abdomen atau lemahnya area dinding abdomen
Dari definisi di atas dapat
disimpulkan bahwa hernia adalah penonjolan dari isi perut dalam rongga normal
melalui lubang yang kongenital ataupun didapat.
B. Etiologi
Hernia dapat terjadi karena
lubang embrional yang tidak menutup atau melebar, atau akibat tekanan rongga
perut yang meninggi (2).
C. Klasifikasi
1. Menurut/tofografinya :
hernia inguinalis, hernia umbilikalis, hernia femoralis dan sebagainya.
2. Urut isinya : hernia usus
halus, hernia omentum, dan sebagainya.
3. Menurut terlibat/tidaknya :
hernia eksterna (hernia ingunalis, hernia serofalis dan sebagainya).
Hernia
inferna tidak terlihat dari luar (hernia diafragmatika, hernia foramen
winslowi, hernia obturatoria).
4. Causanya : hernia
congenital, hernia traumatika, hernia visional dan sebagainya.
5. Keadaannya : hernia
responbilis, hernia irreponibilis, hernia inkarserata, hernia strangulata.
6. Nama penemunya :
a. H. Petit (di daerah
lumbosakral)
b. H. Spigelli (terjadi pada
lenea semi sirkularis) di atas penyilangan rasa epigastrika inferior pada
muskulus rektus abdominis bagian lateral.
c. H. Richter : yaitu hernia
dimana hanya sebagian dinding usus yang terjepit.
7. Beberapa hernia lainnya :
a. H. Pantrolan adalah hernia
inguinalis dan hernia femoralis yang terjadi pada satu sisi dan dibatasi oleh
rasa epigastrika inferior.
b. H. Skrotalis adalah hernia
inguinalis yang isinya masuk ke skrotum secara lengkap.
c. H. Littre adalah hernia yang
isinya adalah divertikulum Meckeli.
D. Tanda dan Gejala
Umumnya
penderita menyatakan turun berok, burut atau kelingsir atau menyatakan adanya
benjolan di selakanganya/kemaluan.bnjolan itu bisa mengecil atau menghilang,
dan bila menangis mengejan waktu defekasi/miksi, mengangkat benda berat akan
timbul kembali. Dapat pula ditemukan rasa nyeri pada benjolan atau gejala
muntah dan mual bila telah ada komplikasi
E. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diameter anulus inguinalis
F. Penatalaksanaan (2)
- Pada hernia inguinalis
lateralis reponibilis maka dilakukan tindakan bedah efektif karena ditakutkan
terjadi komplikasi.
- Pada yang ireponibilis, maka
diusahakan agar isi hernia dapat dimasukkan kembali. Pasien istirahat baring
dan dipuasakan atau mendapat diit halus. Dilakukan tekanan yang kontinyu pada
benjolan misalnya dengan
bantal pasir. Baik juga dilakukan kompres
es untuk mengurangi pembengkakan. Lakukan usaha ini berulang-ulang sehingga isi
hernia
masuk untuk kemudian dilakukan bedah
efektif di kemudian hari atau menjadi inkarserasi.
- Pada inkerserasi dan
strangulasi maka perlu dilakukan bedah darurat.
Tindakan
bedah pada hernia ini disebut herniotomi (memotong hernia dan herniorafi
(menjahit kantong hernia). Pada bedah efektif manalis dibuka, isi hernia
dimasukkan,kantong diikat dan dilakukan “bassin plasty” untuk memperkuat
dinding belakang kanalis inguinalis.
Pada bedah darurat, maka
prinsipnya seperti bedah efektif. Cincin hernia langsung dicari dan dipotong.
Usus dilihat apakah vital/tidak. Bila tidak dikembalikan ke rongga perut dan
bila tidak dilakukan reseksi usus dan anastomois “end to end”.
G. Diagnosa Keperawatan yang
mungkin muncul (3)
1. Nyeri (khususnya dengan
mengedan) yang berhubungan dengan kondisi hernia atau intervensi pembedahan.
Hasil
yang diperkirakan : dalam 1 jam intervensi, persepsi subjektif klien tentang
ketidaknyamanan menurun seperti ditunjukkan skala nyeri.
Indikator objektif seperti meringis tidak
ada/menurun.
a. Kaji dan catat nyeri
b. Beritahu pasien untuk
menghindari mengejan, meregang, batuk dan mengangkat benda yang berat.
c. Ajarkan bagaimana bila
menggunakan dekker (bila diprogramkan).
d. Ajarkan pasien pemasangan
penyokong skrotum/kompres es yang sering diprogramkan untuk membatasi edema dan
mengendalikan nyeri.
e. Berikan analgesik sesuai
program.
2. Retensi urine (resiko
terhadap hal yang sama) yang berhubungan dengan nyeri, trauma dan penggunaan
anestetik selama pembedahan abdomen. Hasil yang diperkirakan : dalam 8-10 jam
pembedahan, pasien berkemih tanpa kesulitan. Haluaran urine 100 ml selama
setiap berkemih dan adekuat (kira-kira 1000-1500 ml) selama periode 24 jam.
a. Kaji dan catat distensi
suprapubik atau keluhan pasien tidak dapat berkemih.
b. Pantau haluarna urine.
Catat dan laporkan berkemih yang sering <>
c. Permudah berkemih dengan
mengimplementasikan : pada posisi normal untuk berkemih rangsang pasien dengan
mendengar air mengalir/tempatkan pada baskom hangat.
3. Kurang pengetahuan :
potensial komplikasi GI yang berkenaan dengan adanya hernia dan tindakan yang
dapat mencegah kekambuhan mereka. Hasil yang diperkirakan : setelah instruksi,
pasien mengungkapkan pengetahuan tentang tanda dan gejala komplikasi GI dan
menjalankan tindakan yang diprogramkan oleh pencegahan.
a.
Ajarkan pasien untuk waspada dan melaporkan nyeri berat, menetap, mual dan
muntah, demam dan distensi abdomen, yang dapat memperberat awitan
inkarserasi/strangulasi usus.
b. Dorong pasien untuk
mengikuti regumen medis : penggunaan dekker atau penyokong lainnya dan
menghindari mengejan meregang, konstipasi dan mengangkat benda yang berat.
c. Anjurkan pasien untuk
mengkonsumsi diit tinggi residu atau menggunakan suplement diet serat untuk
mencegah konstipasi, anjurkan masukan cairan sedikitnya 2-3 l/hari untuk
meningkatkan konsistensi feses lunak.
d. Beritahu pasien mekanika
tubuh yang tepat untuk bergerak dan mengangkat.
GAMBAR HERNIA:
DAFTAR PUSTAKA
1. Core Principle and
Practice of Medical Surgical Nursing. Ledmann’s.
2. Kapita Selekta
Kedokteran. Edisi II. Medica Aesculaplus FK UI. 1998.
3. Keperawatan Medikal
Bedah. Swearingen. Edisi II. EGC. 2001.
4. Keperawatan Medikal
Bedah. Charlene J. Reeves, Bayle Roux, Robin Lockhart. Penerjemah Joko
Setyono. Penerbit Salemba Media. Edisi I. 2002.
5. Kumpulan Kuliah Ilmu
Bedah. Bagian Bedah Staf Pengajar UI. FK UI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar